Makalah tentang Wayang
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah
SWT semoga rahmat dan keselamatan dilimpahkan kepada junjungan kita Nabi
Muhammad SAW, para sahabat dan umatnya. Sehingga, saya dapat menyelesaikan
tugas ini dengan sebaik-baiknya
Sholawat
serta salam semoga senantiasa tercurah kepada Rasulullah SAW. Tugas makalah ini
saya susun untuk memenuhi tugas mata pelajaran Ilmu Budaya Dasar (IBD) semester
2 tahun 2016. Karya tulis ini masih
sangat jauh dari kesempurnaan. Oleh karenanya kritik dan saran sangat
diharapkan demi perbaikan tulisan-tulisan berikutnya. Akhir kata saya berharap
semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca sekalian
Rizsa Noorsita Amelia, Maret 2016
Penulis,
BAB.
I
LATAR
BELAKANG
Wayang adalah boneka tiruan yang
terbuat dari pahatan kulit atau kayu, yang dimanfaatkan untuk memerankan tokoh
dalam pertunjukan drama tradisional, biasanya dimainkan oleh seseorang yang
disebut dalang. Wayang didefinisikan sebagai boneka atau penjelmaan dari
manusia yang terbuat dari kulit ataupun kayu. Ada juga yang mengartikan bahwa
perkataan wayang berasal dari bahasa Jawa yang artinya perwajahan yang
mengandung penerangan.
Di pulau Jawa, khususnya di Jawa Tengah terdapat berbagai macam jenis
kesenian tradisional kerakyatan yang tersebar di seluruh pelosok daerah.
Semuanya mempunyai corak dan ciri yang berbeda-beda sesuai dengan keadaan sosial
budaya daerahnya. Jenis-jenis kesenian tradisional tersebut diantaranya
adalah Wayang Orang. Wayang orang disebut juga dengan istilah wayang wong
(bahasa Jawa) adalah wayang yang dimainkan dengan menggunakan orang sebagai
tokoh dalam cerita wayang tersebut.
Wayang Orang
atau disebut juga Wayang wong adalah suatu drama tari
berdialog prosa yang ceritanya mengambil dari epos Ramayana dan
Mahabarata. Konsep dasar wayang orang mengacu
pada wayang purwa (wayang kulit). Oleh karena itu wayang orang merupakan personifikasi
wayang kulit. Wayang Orang merupakan sebuah genre yang dihidangkan ke dalam
drama tari tradisional. Yang dimaksud dengan genre adalah jenis penyajian
yang memiliki karakteristik struktur, sehingga secara audio visual dapat
dibedakan dengan bentuk pertunjukan yang lain. Kesenian Wayang Orang
memuat tentang ajaran-ajaran hidup. Oleh karena itu kesenian Wayang Orang
merupakan tontonan dan sekaligus tuntunan hidup bagi masyarakat Jawa, yang
relevan dengan perkembangan jaman.
Seni wayang ini
adalah sebagai wujud apresiasi penikmat seni terhadap budaya tradisional, yang
kian hari semakin tersisih oleh budaya asing. Semoga kita semua menyadari
keindahan dan keagungan budaya tradisonal yang harus kita lestarikan, kita jaga
dan kita banggakan sebagai kekayaan budaya bangsa.
TUJUAN
1. Mengetahui
sejarang wayang di Indonesia
2. Mengetahui
bentuk wayang orang
MANFAAT
1. Mengenal
dan mengapresiasi salah satu budaya tradisional, yaitu seni wayang
2. Meningkatkan
kecintaan terhadap kesenian tradisonal, terutama yang berasal dari daerah
sendiri
BAB.
II
PEMBAHASAN
Wayang
merupakan salah satu bentuk teater tradisonal yang paling tua. Pada masa
pemerintahan Raja Balitung, telah ada petunjuk adanya pertunjukan wayang, yaitu
yang terdapat pada prasasti Balitung dengan tahun 907 Masehi, yang mewartakan
bahwa pada saat itu telah dikenal adanya pertunjukan wayang.
Wayang
berasal dari kata wayangan yaitu sumber ilham dalam menggambar wujud tokoh dan
cerita sehingga bisa tergambar jelas dalam batin si penggambar karena sumber
aslinya telah hilang, di awalnya, wayang adalah bagian dari kegiatan realigi animisme
menyembah ‘hyang’, itulah intinya dilakukan antara lain disaat-saat panenan
atau taneman dalam bentuk upacara ruwutan, tingkeban, ataupun ‘merti desa’ agar
panen berhasil atau pun agar desa terhindar dari segala malapetaka.
Pada
tahun 898 – 910 M wayang sudah menjadi wayang purna namun tetap masih
ditunjukan untuk menyembah para sanghyang seperti yang tertulis dalam prasasti balitung sigaligi mawayang buat hyang,
macarita bhima ya kumara (menggelar wayang untuk para hyang menceritakan
tentang bima sang kumara) di zaman Mataram Hindu ini, Ramayana dari India
berhasil dituliskan dalam Bahasa Jawa kuna (kawi) pada masa raja darmawangsa,
996 – 1042 M.
BAB.
III
KESIMPULAN
Karya
seni sebagai bahasa memiliki dua potensi, yaitu potensi sebagai bahasa simbolik
dan potensi sebagai bahasa rupa, gerak dan secara denotatif. Setiap karya seni
tidak tumbuh dari sesuatu kekosongan, melainkan tumbuh diantara dan dari
perjalanan sejarah serta dalam suatu konteks social budaya, maka sebenarnya
sebuah karya seni merupakan rekaman peristiwa yang dikomunikasikan oleh seniman
kepada pembaca (penonton, pendengar).
Salah
satu karya seni yang berkembang di Indonesia adalah seni wayang, yang merupakan
salah satu bentuk teater tradisional yang paling tua. Seni wayang terkenal di
Indonesia ada tiga, yaitu wayang golek, wayang kulit, dan wayang orang.
SARAN
Orang
tua dan sekolah serta media-media di Indonesia turut mendukung pelestarian
wayang sebagai warisan budaya yang berharga untuk diteruskan ke anak-anak. Agar
budaya wayang ini tidak hanya dilestarikan tetapi terus dikembangkan sampai ke
masa yang akan datang.
DAFTAR
PUSTAKA